Masih Terkait Batu Penahan Tebing yang Roboh, Pemuda Lengayang Akan Datangi PSDA Pesisir Selatan

WARTA - Puluhan pemuda di Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat akan mendatangi Dinas PSDA setempat guna mempertanyakan perihal robohnya pasangan batu penahan tebing di Kampung Nyiur Gading, Nagari Kambang yang dibangun pada 2019.

"Robohnya pasangan batu penahan tebing di Kampung Nyiur Gading menjadi tandatanya besar bagi kami, hingga kini kami terus menggalang dukungan untuk mendatangi Dinas PSDA mempertanyakan hal itu, " kata Benza Irawan yang juga Ketua LSM Lidik Kasus Pesisir Selatan di Pasar Kambang, Lengayang, Kamis.

Baca juga: Proyek Bernilai Ratusan Juta dan Roboh Pada 2020, Kejaksaan Diminta Turun Tangan

Hingga kini, kata dia, dukungan terus mengalir dan pihaknya menjadwal kedatangan ke PSDA dilaksanakan pada pekan depan.

"Kegiatan ini sekaligus bukti bahwa kami pemuda Lengayang siap mengawal proyek yang ada, " kata dia.

Baca juga: 94 Pelanggar Terjaring, Jumlah Terbanyak Terjaring Selama Operasi Patuh Perda AKB di Pasaman

Ia menegaskan jika pada pertemuan itu tidak didapat jawaban yang memuaskan maka usai kegiatan tersebut, pihaknya berencana langsung mengosultasikan robohnya pasangan batu penahan tebing ke aparat penegak hukum baik polisi maupun jaksa.

"Kami tidak akan main-main dengan hal ini, " katanya menambahkan.

Baca juga: Ketua Umum DPP AJMII Ajak Awak Media Kawal Kasus Tindakan Kekerasan Terhadap Tiga Wartawan di Bandung Barat

Pantauan di lokasi pasangan batu pengaman tebing tidak hanya roboh di satu titik, namun roboh secara keseluruhan dan susunan terlihat berantakan.

Proyek pasangan batu pengaman tersebut dikerjakan pada 2019 oleh CV Batang Lengayang dengan pagu anggaran sebanyak Rp385 juta.

Baca juga: Pelajar di SMAN 2 Sutera Bayar Gaji Guru Hingga Transportasi Anggota Komite

Terkait hal itu, Kepala Bidang Sungai, Dinas PSDA Pesisir Selatan, Novi Irawan, menyebut, robohnya pasangan batu pengaman tebing terjadi karena beberapa hal, salah satunya keterbatasan anggaran akibat pandemi COVID-19.

"Semestinya proyek ini kembali dilanjutkan pada 2020, namun karena adanya pemotongan anggaran akibat pandemi COVID-19 akhirnya tidak bisa dilanjutkan, " kata dia.

Baca juga: Terancam 7 Tahun Penjara, Ini Alasan 2 Oknum Petugas Kebersihan DLH Padang Maling Sapi

Selain itu, ungkapnya, pada saat dibangun di 2019, diujung pasangan batu pengaman tebing tidak dilakukan penguncian. Akibatnya ketika terjadi tiga kali banjir di 2020 pasangan batu tersebut pun roboh.

Berikutnya, robohnya pasangan batu juga disebabkan karena lokasi pasangan yang berada ditikungan badan sungai, sehingga rentan dihantam debit air terutama jika terjadi banjir.